Kamis, 21 November 2013

Hear Where I'am!! part I



Ah, lagi-lagi mimpi membuatku sebal untuk bangun. Rumah terasa lebih sunyi dan belum ada yang sudah bangun sepertinya. Coffee Maker sudah terisi butiran robusta dan tak ada yang mempedulikannya.kukira ayah sudah bangun dari tadi namun belum menyentuh kopinya sama sekali. Dengan malas ku jatuhkan badan lemas ini diatas sofa. dunia seakan dibelah menjadi dua, mungkin terlalu lama terjaga dan terakhir aku bangun memang hari kemarin tepat pukul 16.00. mungkin terlalu lama menghilang dari peredaran sehingga banyak perubahan yang tidak ku ketahui.
suara jendela diketuk beberapa kali dengan suara nyaring membuatku tersentak dari melalai malas di ruang Tivi. bentuk letter L rumahku menjadikan hal yang masuk akal bila orang yang sedang mengetuk dibagian depan rumah bisa terlihat dengan jelas melalui jendela di ruang keluarga. telah berdiri dengan tegap disana dua sosok berpakaian serba hitam dengan seluruh bagian kepalanya yang berbulu dan terlihat tanduknya yang hijau tua muncul di dua sisi kepala keduanya.
dengan rasa takut aku berlari menuju kamar Ibu, disana barang-barang sudah disusun secara rapih dan bersih. begitupun kamar kak Nay. Ah semua orang sudah pergi, kenapa aku ditinggalkan?? gerutuku dengan sangat ketakutan. kedua sosok itu menerobos masuk rumah tanpa seizinku. keduanya menyelundup masuk. tak ada pilihan lain selain naik ke lemari tempel di dapur dan bersembunyi didalamnya. dengan tidak banyak usaha yang membuang waktu aku sudah terlentang didalamnya dengan keadaan menyedihkan. bau minyak penggorengan begitu menyengat karena tumpah dan mengenai rambutku yang terurai panjang. ah lengket, jika keduanya memasuki dapur mungkin akan dengan cepat sangat penasaran dengan penyebab minyak goreng tersebut tumpah dan menetes keluar lemari gantung dengan derasnya. terasa jempol kakiku digigit dengan pelan namun semakin lama akan terasa semakin sakit. bisa kau bayangkan betapa tersiksanya berada didalam lemari yang lebar dan pendek, aku bahkan tidak dapat mengangkat badanku barang sedikit saja hanya untuk melihat apa yang sedang menggigit jempol kakiku tersebut. semakin sakit namun semakin terdengar jelas pula suara langkah kaki mendekat. minyak  dengan campuran lada bubuk putih yang tumpah mengenai rambutku yang sedang tereletak pasrah ternyata mulai merembet masuk telingaku yang terasa panas. tak ada yang datang menolon, terdengar ketukan dekat mukaku. pintu lemari gantung diketuk dengan kasar tepat depan mukaku.

To be continue.....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar